Mar 102015
KPD adalah Air Ketuban Pecah Dini. Ciri penyebab, tanda jika keluar, pengertian dan penanganan bila hal tersebut terjadi akan dibahas berikut ini, berguna untuk menambah wawasan, dan juga masukan bagi yang sedang menyusun makalah Askep dan askeb KPD.
.
Pengertian KPD (keluar air Ketuban Pecah Dini)
Normalnya, kantung ketuban pecah pada akhir kala I atau awal kala II saat pembukaan lengkap pada proses persalinan. Kalau pecah lebih awal sebelum usia kehamilan 37 minggu, sebelum pembukaan mulut rahim 4 cm, atau sebelum ada tanda-tanda persalinan, disebut ketuban pecah dini.
.
Ciri / tanda
KPD (keluar air Ketuban Pecah Dini)
,
cairan ketuban keluar secara tiba-tiba dari liang vagina dalam jumlah sedikit maupun banyak, tak dapat ditahan atau dihentikan. Cairan ketuban bisa warna putih agak keruh, mirip air kelapa muda karena bercampur dengan lanugo atau rambut halus pada janin dan mengandung verniks caseosa , yaitu lemak pada kulit bayi.
Umumnya, ketuban yang pecah tidak menimbulkan rasa sakit, pegal-pegal, mulas, dan sebagainya. Tapi kalau Anda mengalaminya, sebaiknya segera cari pertolongan. Semakin cepat ditangani, semakin kecil risiko terjadinya komplikasi, seperti infeksi kuman dari luar, persalinan prematur atau kurang bulan, gangguan peredaran darah atau tali pusat yang bisa menyebabkan kondisi gawat janin dan kematian janin akibat tali pusat yang tertekan, Oligohidramnion, yakni cairan ketuban kurang dari jumlah yang dibutuhkan, atau bahkan habis.
.
Penyebab KPD (keluar air Ketuban Pecah Dini) belum pasti, tapi sebagian besar berkaitan dengan infeksi (sampai 65%).
Misalnya, infeksi kuman, terutama infeksi bakteri, yang dapat menyebabkan selaput ketuban menjadi tipis, lemah dan mudah pecah.
Selain itu, beberapa faktor risiko Ketuban Pecah Dini adalah kehamilan kembar, ada riwayat persalinan kurang bulan sebelumnya, hubungan seksual yang kebersihannya tidak dijaga, perdarahan lewat jalan lahir, pH (tingkat keasaman) vagina di atas 4,5, selaput ketuban tipis kurang dari 39 mm, kadar CRH (corticotropin releasing hormone) maternal tinggi, misalnya pada ibuhamil yang stres, higiene yang kurang baik, misalnya keputihan dan infeksi vagina, jumlah cairan ketuban sangat banyak (hidroamnion), dan kelainan mulut rahim seperti inkompeten serviks
.
Penanganan KPD (keluar air Ketuban Pecah Dini)
Ketuban pecah dini terjadi pada 5%-14% dari seluruh kehamilan. Penanganan ketuban pecah dini sangat tergantung pada kondisi ibu dan kehamilannya, termasuk janin dan cairan ketuban.
Jika jumlah cairan ketubannya masih cukup, maka dokter akan “menahan” agar janin tetap berada dalam rahim. Anda akan diberi obat-obatan untuk mematangkan paru-paru janin (steroid) dan antibiotik untuk mencegah infeksi. Anda juga diharuskan beristirahat total. Selama penanganan ini biasanya selaput ketuban yang terbuka akan menutup sendiri, dan cairan ketuban akan terus dibentuk. Waktu pengakhiran kehamilan sangat tergantung pada ada tidaknya infeksi serta kondisi kesehatan janin itu sendiri.
Jika cairan ketuban habis sama sekali, biasanya dokter akan segera mengeluarkan bayi lewat jalan operasi. Jika janin masih terlalu kecil, kelahiran ini akan berisiko tinggi, antara lain karena paru-parunya belum matang, sehingga dia belum mampu untuk bernapas secara normal di luar rahim. Untuk itu, ibuhamil yang mengalami Ketuban Pecah Dini sebaiknya mencari rumah sakit dengan perawatan bayi kecil (NICU) yang baik.
yang perlu diwaspadai saat keluar air ketuban adalah ada kemungkinan terjadi emboli air ketuban. jika hal ini terjadi, sebaiknya segera ditangani di rumah sakit dengan fasilitas yang memadai.
.
Faktor Resiko KPD (keluar air Ketuban Pecah Dini)
Pencegahan KPD (Ketuban Pecah Dini) diutamakan dengan menghindari faktor risikonya,
Pencegahan KPD (Ketuban Pecah Dini) diutamakan dengan menghindari faktor risikonya,
seperti:
-Pemeriksaan kehamilan yang teratur.
-Kebiasaan hidup sehat, seperti mengonsumsi makanan yang sehat, minum cukup, olahraga teratur dan berhenti merokok.
-Membiasakan diri membersihkan daerah kemaluan dengan benar, yakni dari depan ke belakang, terutama setelah berkemih atau buang air besar.
-Memeriksakan diri ke dokter bila ada sesuatu yang tidak normal di aderah kemaluan, misalnya keputihan yang berbau atau berwarna tidak seperti biasanya.
-Untuk sementara waktu, berhenti melakukan hubungan seksual bila ada indikasi yang menyebabkan ketuban pecah dini, seperti mulut rahim yang lemah.
.
.
demikian artikel seputar KPD ( Keluar Air KETUBAN PECAH DINI ) – tentang ciri, tanda, Penyebab dan Penanganan,
semoga bermanfaat menambah wawasan, dan dalam menyusun makalah askeb maupun askep ya..
.
.
.
More from my site
Visited 51,229 times, 1 visit(s) today