Aug 082019
 
Facebooktwittermail

VBAC (Vaginal Birth After Caesarean) adalah persalinan normal yang dilakukan ibu hamil , yang pernah melahirkan dengan operasi sesar sebelumnya .

VBAC yang dengan persiapan baik, memiliki angka keberhasilan sekitar 60-80%. Sebelum memutuskan untuk mencoba VBAC maka bumil dan suami mesti mengetahui keuntungan dan kerugian VBAC.

karena risiko VBAC yang perlu diwaspadai adalah robekan rahim. Bekas luka operasi sesar sebelumnya , yang terdapat di dalam rahim, bisa saja robek, bisa saat proses persalinan atau mengejan. meski Kemungkinan kejadian ini memang kecil (berkisar 1%), namun bila terjadi maka akibatnya bahaya. bisa terjadi perdarahan yang merugikan ibu, maupun janin. Ini yang sering menjadi pertimbangan utama dokter.

secara umum, Tidak semua bumil dengan riwayat persalinan sesar boleh mencoba persalinan normal. artinya Hanya ibu hamil yang memenuhi syarat saja yang boleh mencoba VBAC , yaitu:
1. Panggul ibu luas (persalinan sesar sebelumnya tidak disebabkan panggul yang sempit).

2. Tidak pernah operasi rahim yang lain sebelumnya, seperti pengangkatan myoma. Jika pernah punya riwayat seperti ini maka tidak diperbolehkan VBAC karena risiko robek meningkat.

3. Jenis irisan pada operasi sesar sebelumnya harus irisan rendah. VBAC tidak boleh dilakukan jika sebelumnya dokter melakukan operasi sesar irisan tinggi, karena itu penting mengetahui data persalinan sebelumnya.

4. Dikerjakan di rumah sakit yang bisa melakukan operasi sesar segera jika ada kendala.

selain syarat diatas, VBAC juga dihindari pada ibu hamil dengan resiko dibawah ini:

1. Ibu obesitas berat (kegemukan)

2. taksiran Bayi besar (lebih dari 4 kg)

3. Letak bayi sungsang

4. Jarak kelahiran sebelumnya kurang dari 2 tahun

Bila ibu hamil memenuhi syarat diatas, dan faktor resiko tidak ada, ibu hamil dan suami , boleh menyampaikan pada dokter kandungan, misalkan mau mencoba persalinan normal. dan memang keputusan untuk mencoba VBAC atau operasi sesar , sebaiknya keputusan bersama pasangan suami istri, setelah mengerti secara jelas mengenai keuntungan, kerugian, serta pilihan mana yang terbaik bagi ibu, karena memang tiap ibu hamil memiliki kondisi yang berbeda-beda

 

Facebooktwittermail
May 022019
 
Facebooktwittermail

Berikut adalah pembahasan boleh tidak puasa dilakukan Ibu saat hamil, dan cara puasa yang baik pada orang wanita yang sedang hamil. sebenarnya  hukum fidyah wanita yang berpuasa saat hamil cenderung meringankan. Spesialis Kebidanan Rumah Sakit MRCCC Siloam dr Imam Rasjidi, SPOG (K) Onk mengatakan puasa sebenarnya dapat mencegah penyakit degeneratif pada janin dan ibu hamil yang puasa seperti kolesterol, jantung koroner, dan kencing manis.

“Manfaat puasa salah satunya adalah dapat mencegah penyakit yang timbul karena pola makan yang berlebihan. Bagi ibu hamil dan janin, makanan yang berlebihan gizi dapat mengakibatkan kegemukan dan penyakit degeneratif pada ibu dan janin,” kata dr Imam Rasjidi, SPOG (K) Onk di Jakarta.

Imam mengatakan, ibu hamil yang puasa juga dapat menambah jumlah sel darah putih, di mana kondisi ini dapat menjauhkan serangan penyakit jantung dan pembuluh darah, serta meningkatkan kekebalan tubuh.

“Puasa juga memberikan waktu istirahat pada organ pencernaan, yang dapat membantu menjaga fungsi organ pencernaan,” kata Imam.

Selain itu, lanjut Imam, puasa bagi ibu hamil dapat membersihkan tubuh dari racun dan kotoran atau disebut juga detoksifikasi, .

“Pada saat puasa juga terjadi penurunan glukosa dan berat badan, di mana hal ini bermanfaat untuk mencegah terjadinya obesitas pada ibu hamil dan janin,” kata Imam.

Tidak hanya puasa, Imam menambahkan, bahwa shalat tarawih yang dijalankan pada bulan puasa Ramadhan setelah berbuka juga memiliki manfaat, yaitu membantu memproses metabolisme makanan dalam tubuh.

Dengan demikian, Imam mengatakan, puasa dapat mencegah berbagai penyakit pada ibu hamil dan janin, selama kondisi keduanya memungkinkan untuk menjalankan ibadah puasa.

“Jika kesehatan janin dinyatakan sehat dan mendukung ibadah puasa, maka ibu hamil dapat melakukan puasa dan hal tersebut tidak mengganggu perkembangan janin, justru mendatangkan manfaat,” kata Imam.

pada kesempatan lain, seorang ahli kebidanan dan kandungan Klinik Yasmin dan Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM)Jakarta dr Marly Susanti SpOG,  dalam pembahasan puasa pada ibu hamil mengatakan, bahwa Ibu hamil atau yang sedang menyusui boleh puasa, ujar dia di Jakarta,

Menurut Marly, pada ibu hamil, glukosa, insulin, laktat dan carnitin turun, sedangkan trigliseride dan hydroxybutyrate meningkat. Dengan demikian ibu hamil yang mengerjakan puasa Ramadhan dengan pola yang baik, dia dan janinnya tidak akan kekurangan gizi.

“Tapi itu asalkan dia mengonsumsi makanan yang nutrisi tinggi selama buka puasa , sahur, dan selama waktu di antara buka puasa dan sahur. ” papar dia.

Puasa pada hakekatnya memindahkan makan pagi, siang dan malam menjadi buka puasa, sahur dan waktu di antaranya. Tubuh manusia dapat mendeposit makanan dan dapat menggunakannya saat diperlukan .

Namun demikian, menurut Marly, bila ibu hamil atau menyusui merasa lemah, pusing, mual atau masalah kesehatan yang ada hubungannya dengan puasa seperti hipertensi, sebaiknya segera membatalkan puasa dan langsung makan dan minum.

” Indikator kekurangan kalori itu rasa lemas, keluar keringat dingin, keringat dari ujung jari. Untuk mengatasinya, segera minum teh manis,” ungkap Marly. Demikian pula apabila hamil pada trimester pertama yang disertai mual-mual, muntah, dan muntah yang hebat (hyperemisis gravidarum), atau perdarahan, sebaiknya tidak  puasa.

Hasil penelitian epidemiologi Cross & Friends terhadap 13.350 bayi Islam yang dilahirkan di Inggris, melahirkan kesimpulan bahwa sebenarnya puasa tidak berdampak pada penurunan berat badan bayi yang baru lahir.

Sebuah penelitian lain juga membuktikan bahwa tidak ada perubahan kadar kolesterol darah maupun kadar gula darah pada orang yang puasa, meski terjadi penurunan berat badan sampai 4%.Pada pengukuran kadar kolesterol darah pada pagi, siang, dan sore hari tidak menunjukkan pola perubahan tertentu, bahkan masih termasuk dalam batas-batas normal.

Saat sahur dan berbuka puasa , dr Marly Susanti menganjurkan pada ibu hamil dan menyusui untuk memenuhi kecukupan kadar kalori yang dibutuhkan, yang berasal dari makanan manis-manis sehingga gizinya lebih cepat diserap tubuh.

Bagi ibu hamil yang tetap menjalankan ibadah puasa , harus memperhatikan faktor bawaan yang kerap dijumpai pada setiap perempuan yang tengah mengandung. Fokus pada indeks makanan yang dikonsumsi selama melakukan puasa , juga perlu mendapat perhatin bagi para ibu hamil.

Khusus untuk wanita yang sedang hamil asupannya harus lebih sepertiga kali dari asupan makanan orang biasa. Selama menjalankan puasa, dr Marly menyarankan para ibu hamil untuk tetap melakukan kontrol secara rutin kepada dokter kehamilan, dimana hal terpenting yang harus terus terpantau adalah berat badan dari si ibu.

Idealnya, berat badan ibu hamil harus bertambah seiring dengan pertumbuhan berat badan bayi yang dikandungnya. Rata-rata berat bayi yang lahir dari ibu hamil dengan usia kehamilan 4-7 bulan yang menjalankan puasa adalah 3,3 kg. Angka tersebut tidak berbeda dengan ibu hamil yang tidak melakukan puasa .

Hal serupa juga berlaku bagi para ibu menyusui. Demi menjaga kelancaran air susu ibu (ASI) yang nantinya akan diberikan pada bayi, disarankan para ibu dapat meningkatkan kualitas makanan yang akan dikonsumsi. Kalori yang cukup, karbohidrat, protein, lemak serta vitamin yang memadai merupakan faktor penting untuk menghasilkan kualitas ASI yang bagus

akhirnya mari kita simak tips panduan sehat berpuasa, supaya kondisi ibu dan janin dalam kandungan tetap terjaga baik ya…

Tips Berpuasa sehat Saat Hamil

1. Usahakan tetap berada di tempat yang teduh terutama pada siang hari atau saat cuaca panas. Sebisa mungkin hindari suhu yang tinggi untuk mencegah dehidrasi.

2. Rencanakan jadwal kegiatan setiap hari dengan ideal , sehingga bunda bisa mengatur jumlah istirahat secara cukup.

3. Coba untuk hindari aktivitas berat seperti mengangkat barang berat, berjalan jauh, olah raga berlebihan atau pekerjaan lainnya yang bisa membuat bunda lelah.

4. Pastikan ada sumber karbohidrat (nasi, kentang, ketela/ubi, roti), protein hewani (ikan, daging, ayam), protein nabati (tahu, tempe, kacang-kacangan), sayuran, dan buah-buahan di piring Anda saat buka puasa dan sahur.

5. Pilih makanan yang melepaskan energi secara lambat, misalnya karbohidrat kompleks (gandum dan biji-bijian) dan makanan yang tinggi serat (sayuran, buah yang dikeringkan, kacang-kacangan) akan membuat bunda tetap bertenaga sepanjang hari. Bahan makanan ini juga akan mencegah konstipasi (sulit BAB).

6. Kurangi makanan dengan kadar gula tinggi. Makanan ini dapat membuat Anda cepat kenyang, tapi juga membuat Anda cepat lapar setelahnya. Biasanya makanan dengan kadar gula tinggi juga tidak mengandung banyak nutrisi penting., kadar gula dalam darah akan cepat berkurang sehingga bunda akan cepat merasa lemah dan pusing.

7. Pilih makanan yang lebih sehat seperti kentang atau buncis dari pada makanan tinggi lemak atau makanan olahan.

8. Pastikan bunda mendapat cukup protein dari kacang-kacangan, susu, ikan, daging dan telur. Protein akan membantu janin untuk tumbuh dengan baik.

9. Minum kira-kira 1,5 – 2 liter air putih atau cairan lain antara saat berbuka hingga sahur.

10. Kurangi konsumsi kopi, teh, dan minuman bersoda, karena kafein dapat membuat bunda lebih sering buang air kecil. Sebaliknya, minum air kelapa muda dapat membantu mempertahankan hidrasi dan mencegah kelelahan saat puasa.

bila sudah melakukan panduan diatas, tetap waspada terhadap keluhan ya, terutama keluhan berikut

1. Berat badan tidak bertambah, atau justru menurun
2. merasa sangat haus, jarang buang air kecil, dan urin berwarna lebih gelap (tanda-tanda dehidrasi)
3. Mengalami sakit kepala atau demam
4. Mengalami mual dan muntah

segera periksa ke bidan atau ke dokter bila ada keluhan di atas ya…
semoga bermanfaat ya…

 

 

puasa-ibu-wanita-saat-hamil

ref

ref

Facebooktwittermail