Pemeriksaan TORCH adalah pemeriksaan yang bertujuan untuk mendeteksi infeksi TORCH, yang disebabkan oleh parasit TOxoplasma, virus Rubella, Cytomegalovirus (CMV) dan virus Herpes.
Ada beberapa istilah yang harus kita pahami sebelum kita membaca hasil pemeriksaan Toksoplasma antara lain :
IgM dan IgG
IgM adalah antibodi yang pertama kali meningkat di darah bila terjadi infeksi .
IgG adalah antibodi yang muncul setelah IgM dan biasanya akan menetap seumur hidup pada orang yang terinfeksi atau pernah terinfeksi.
IgG avidity Toksoplasma
Adalah kekuatan ikatan antara antibodi IgG Tokso dengan organisme penyebab infeksi. Jika IgG dan IgM positif diperlukan pemeriksaan IgG avidity untuk memperkirakan kapan infeksi terjadi, apakah sebelum atau pada saat hamil. Infeksi yang terjadi sebelum kehamilan tidak perlu dirisaukan. Jika pada trimester 1 atau infeksi primer maka perlu mendapat terapi.
INTERPRESTASI HASIL LABORATORIUM
Bila IgG dan IgM yang positif (+ : +) menunjukkan adanya infeksi primer. Hal ini perlu pengobatan dan evaluasi, baik pada ibu maupun bayinya.
Bila IgG negatif sedangkan IgM positif (- : +) berarti menunjukkan adanya infeksi baru.
Bila Ig G positif dan Ig M negatif (+ : -) berarti menunjukkan telah terinfeksi lebih dari setahun yang lalu. Saat ini mungkin telah mengembangkan kekebalan terhadap parasit itu sehingga tidak perlu khawatir untuk hamil
Ketika memang tes keduanya menyatakan IgG dan IgM keduanya positif, lakukanlah tes IgG Avidity untuk mengetahui kapan terjadinya infeksi, apakah sebelum atau setelah kehamilan.
Harga Pemeriksaan
setiap kota, maupun setiap laboratorium, memiliki standar yang berbeda, diatas adalah kisaran harga pemeriksaan TORCH
Harga Pemeriksaan Anti Toxoplasma IgG: Rp188.000
Harga Pemeriksaan Anti Toxoplasma IgM: Rp188.000
Harga Pemeriksaan Anti Rubella IgG: Rp203.000
Harga Pemeriksaan Anti Rubella IgM: Rp260.000
Harga Pemeriksaan Anti CMV IgG: Rp193.000
Harga Pemeriksaan Anti CMV IgM: Rp274.000
Harga Pemeriksaan Anti HSV I IgG: Rp209.000
Harga Pemeriksaan Anti HSV I IgM: Rp209.000
Harga Pemeriksaan Anti HSV II IgG: Rp196.000
Harga Pemeriksaan Anti HSV II IgM: Rp196.000
Sebagian besar kasus infeksi toksoplasmosis tidak menunjukkan gejala .
Pada waktu pertama kali terinfeksi (infeksi primer), tubuh manusia akan membentuk senyawa protein IgM (Immunoglobulin M) sebagai reaksi terhadap masuknya mahluk asing ke dalam tubuh. Senyawa protein ini dalam waktu relatif singkat langsung terbentuk begitu tubuh terkena infeksi. Antibodi IgM akan muncul di minggu pertama terjadinya infeksi, mencapai puncak pada satu bulan, kemudian mengalami penurunan. Pada beberapa individu, IgM dapat tetap terdeteksi beberapa tahun setelah infeksi primer. Namun, secara perlahan-lahan, IgM ini akan menghilang dalam waktu 1-24 bulan kemudian dan bisa timbul lagi bila yang bersangkutan terinfeksi kembali.
Tergantung kondisi
Kira-kira 4 minggu setelah terjadinya infeksi primer akan terbentuk pula IgG (Immunoglobulin G) yang merupakan suatu zat penangkis atau kekebalan tubuh. IgG ini juga merupakan protein dengan berat molekul besar. Adanya IgG menunjukkan bahwa dalam tubuh telah terbentuk kekebalan. Jadi, bila titer/angkanya positif berarti tubuh telah membentuk kekebalan terhadap mahluk penyebab infeksi. Secara teoretis IgG ini akan menetap di dalam tubuh. Hanya, kadarnya dapat naik atau turun sesuai kondisi kesehatan seseorang. Namun, pada kebanyakan kasus, IgG terus naik dan IgM menetap.
IgG dan IgM yang positif menunjukkan adanya infeksi primer. Hal ini perlu pengobatan dan evaluasi, baik pada ibu maupun bayinya. Bila IgM positif sedangkan IgG negatif berarti menunjukkan adanya infeksi baru. Jika pada pemeriksaan ulang hasil IgM kemudian menjadi negatif, berarti IgM yang terdeteksi semula tidak spesifik.
Antibodi IgG yang muncul beberapa minggu setelah respons IgM akan mencapai maksimum 6 bulan kemudian. Angka yang tinggi dapat bertahan selama beberapa tahun, tetapi akhirnya terjadi penurunan sedikit demi sedikit, menghasilkan kadar yang rendah dan stabil yang mungkin bertahan seumur hidup. Jadi, ibu yang pernah terinfeksi toksoplasmosis di masa lalu, titer IgG-nya tidak pernah nol ataupun negatif.
Dugaan terhadap infeksi TORCH biasanya memang dibuktikan melalui pemeriksaan darah dengan pengukuran titer IgG, IgM, atau sekaligus keduanya. Kalau IgM dapat terdeteksi sekitar seminggu setelah infeksi akut dan menetap selama beberapa minggu atau bulan, IgG bisa saja tidak muncul sampai beberapa minggu kemudian setelah angka IgM meningkat.
Bila diduga terinfeksi tetapi nyatanya IgM negatif, maka pemeriksaan laboratorium harus diulang 4 minggu dari tanggal pertama kali dilakukan pemeriksaan laboratorium. Ini penting dilakukan untuk memastikan adanya infeksi ataupun tidak. Bila pada pemeriksaan ulang IgM tetap negatif, namun titer IgG memperlihatkan kenaikan sebanyak 4 kali, kemungkinan yang bersangkutan memang sedang terinfeksi. Adapun bila terjadi perubahan titer dari IgM negatif menjadi positif, kemungkinan yang bersangkutan tengah terinfeksi kembali.
Pemeriksaan ulang
Angka-angka yang terbaca pada hasil pemeriksaan laboratorium terhadap serum darah, apakah positif atau negatif, memang hanya ditemukan sebatas pada penyakit-penyakit infeksi yang bisa tertitrasi, yakni akibat infeksi TORCH.
Bila pada pemeriksaan ulang 4-6 minggu kemudian IgG tidak naik secara bermakna atau tidak terdapat IgM dengan nilai positif, Anda bisa menarik napas lega karena itu artinya Anda tidak perlu mendapat pengobatan. Akan lebih baik lagi bila pemeriksaan ulang tersebut dilanjutkan dengan pemeriksaan aviditas IgG untuk memastikan apakah janin juga terinfeksi atau tidak. Aviditas IgG yang rendah menunjukkan adanya infeksi baru, sementara aviditas IgG yang tinggi merupakan pertanda adanya kekebalan lampau.
Kendati tidak perlu menjalani terapi pengobatan, bukan berarti Anda boleh lalai memeriksakan kandungan. Bahkan, monitoring terhadap janin biasanya dilakukan lebih ketat. Antara lain dengan pemeriksaan USG serial untuk mencari adakah kelainan bawaan pada janin sambil terus memantau pertumbuhannya.
akronim dari TORCH adalah toksoplasmosis yaitu penyakit yang berhubungan dengan hewan peliharaan yaitu kucing dan anjing. Penyebab dari toksoplasmosis adalah parasit Toxoplasma gondii yang ada pada hewan kucing dan juga anjing.
Selanjutnya adalah Rubella, penyakit yang dikenal juga dengan campak jerman. Virus ini mudah menyebar dari prnderita ke orang lain melalui udara. Apabila seseorang terinfeksi rubella maka akan menimbulkan ruam pada bagian tubuh, demam, nyeri otot, dan juga infeksi yang menyebabkan pembesaran getah bening.
Sedangkan untuk Cytimegalovirus atau dikenal dengan singkatan CMV maka disebabkan oleh virus cytomegalo yang dapat menyerang wanita sebelum kehamilan atau kehamilan sedang berlangsung. Perbedaan waktu infeksi inilah yang mengakibatkan tingkat infeksi yang berat atau ringan pada ibu hamil.
Begitu pula dengan herpes simpleks tipe 2. Herpes yang berbahaya untuk ibu hamil adalah herpes simpleks tipe 2 karena menyerang alat kelamin ibu ,ini yang akan menyebabkan bayi lebih rentan terkena herpes apabila menggunakan jalan lahir (persalinan normal). Adapun tanda ibu yang mengalami infeksi herpes akan mengalami keputihan dan muncul bintik bintik pada alat kelamin ibu.
Penularan TORCH
Pada toksoplasmosis penularan dapat dari anjing atau kucing. Kotoran kedua hewan peliharaan itulah yang akhirnya menjadi media menyalurkan toksoplasmosis ke manusia. Selain kotoran hewan yang lainnya adalah melalui kecoa, serangga dan juga lalat yang menempel pada makanan atau sayuran yang tidak dimasak. Bahkan beberapa daging yang proses memasaknya kurang matang akan menjadi media penyebaran virus toksoplasmosis.
Rubella adalah menggunakan media penularan melalui pernafasan, keringat, air liur dan juga darah. Sehingga penting untuk ibu hamil menjaga jarah dengan teman yang terserang rubella. Sedangkan untuk herpes penyebaran melalui kontak langsung dengan penderita apalagi bila pasangan terinfeksi maka akan lebih mudah menyerang karena dapat melalui hubungan suami istri dan air liur.
Akibat TORCH saat Hamil
Ibu hamil yang terinfeksi maka akan mudah menular melalui plasenta dan menyebabkan gangguan pada janin berupa cacat janin, keguguran spontan, gangguan penglihatan. Pada ibu yang terinfeksi toxoplasma maka akan mengakibatkan terjadi abortus spontan meninggal pada saat lahir atau bayi mengalami toxoplasmosis bawaan. Pada kasus bayi yang mengalami toxoplasmosis bawaan akan menimbulkan masalah ketika dewasa.
Sedangkan ibu hamil yang mengalami rubella pada trimester pertama kehamilan maka akan menyebabkan janin beresiko lebih tinggi mengalami kebutaan, tuli dan juga kelainan jantung. Apabila ibu terkena infeksi pada bulan pertama maka risiko terjadinya kelainan adalah 50%.Setiap ibu hamil yang terinfeksi rubella akan berbeda beda mengalami gejala karena ditentukan oleh usia kehamilan terserang infeksi.
Pada ibu hamil yang terkena infeksi maka janin di dalam kandungan akan mudah terserang. Pemeriksaan laboratorium sangat penting dilakukan untuk mengetahui apakah ibu pertama kali diserang atau sudah pernah terserang dan kambuh kembali saat hamil. Pada ibu hamil yang baru pertama kali terserang akan menganggu kekebalan tubuh dan berpengaruh negatif pada perkembangan janin.
Infeksi yang membahayakan dari TORCH yang terakhir adalah herpes. Herpes dapat menjalar melalui syaraf sensori dan berdiam pada sistem saraf. Janin mudah terserang virus herpes yang ditularkan langsung oleh ibu. Umumnya penularan terjadi ketika bayi lahir melalui persalinan normal (jalan lahir) yang terkena infeksi TORCH.